Selamat Datang Kawan di Blog SPI B

Kamis, 19 April 2012

Pendekatan Ilmu Humaniora Dalam Studi Islam


Pendahuluan
Ketika seseorang mengkaji agama, pertama-tama hal yang harus diketahui ialah bagaimana atau dimana agama itu didudukkan dalam kajiannya. Sebab selain agama bersifat manusiawi dan historis,  dirinya juga mempunyai klaim bahwa ia mempunyai sisi yang bersifat transendental. Yang pertama agama dipandang sebagai gejala budaya dan sosial sementara yang kedua sebagai hal yang bersifat normatif-doktrinal. Dengan mengetahui hal ini, setidaknya pengkaji bisa mengetahui pada sisi-sisi mana yang akan menjadi objek kajiannya dari Agama.
Setelah objek kajian jelas, maka hal yang perlu diketahui kemudian ialah bagaimana cara (pengkaji) mendekati objek (agama Islam) tersebut. Pada sisi pemilihan dan pemakaian pendekatan ini nantinya akan mempengaruhi atau bahkan menentukan corak hasil kajian. Ia bersikap objektif atau tidak. Ia memasukkan motif tertentu atau tidak dan seterusnya.
Para pakar study agama Islam, dengan melihat kesatuan proses yang panjang, mengklasifikasikannya dalam dua pendekatan. Dalam istilah J. Koren dan Y.D. Nevo kedua pendekatan itu ialah pendekatan tradisional (The traditional approach) dan pendekatan kritik sumber (The source critical approach/ The revisionist approach). Sementara Charles J. Adams mengistilahkannya dengan pendekatan normatif (The normative approaches) dan pendekatan deskriptif (The descriptive approaches). Pendekatan normative meliputi: Pendekatan misionaris tradisional, pendekatan pembelaan muslim (The Muslim apologetic approach), dan pendekatan irenic (simpati). Kemudian yang digolongkan pada pendekatan deskriptif antara lain: pendekatan philologi dan sejarah, pendekatan ilmu sosial (social scientiific approach), dan pendekatan Fenomenologis Pada klasifikasi kedua dari Charles J. Adams inilah yang akan menjadi fokus pembahasan kajian paper ini. Hal ini karena memang bagian pertama dari klasifikasi Adams sudah dibahas pada pertemuan sebelumnya dan klasifikasi menurut J. Koren dan Y.D. Nevo akan dibahas oleh pemakalah yang lain. Selain alasan itu, pengkususan bahasan ini juga dimaksudkan supaya kajian ini bisa lebih mendalam dan komprehensif.


A.    Pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial-Humaniora Dalam Studi Islam
1.      Pendekatan Sosiologi
Kaitanya dengan pendektan sosiologis, minimal ada tiga teori yang digunakan dalam penelitian yaitu: teori fungsional, teori interaksional dan teori konflik.
Teori fungsional adalah teori yang mengasumsikan masyarakat sebagai organisme ekologi mengalami pertumbuhan. Semakin besar pertumbuhan semakin komplek masalah yang mereka hadapi. Maka yang menjadi kajian penilitian agama dengan penekatan sosiologi dengan teori fungsional adalah dengan melihat fenomona masyarakat dari sisi fungsinya.
Teori interaksional mengasumsikan, dalam masyarakat pasti ada hubungan antara masyarakat dengan individu. Teori interaksionis diidentifikasi sebagai deskripsi interprentatif, yaitu suatu pendekatan yang menawarkan analisis yang menarik perhatian besar pada pembekuan sebab yang nyatanya ada.
Teori konflik adalah teori kepercayaan bahwa setiap masyarakat mempunyai kepentingan dan kekuasaan, yang merupakan pusat dari segala hubungan social.
Teori-teori lain yang berhubungan dengan pendekatn sosiolgoi adlah teori-teori perubahan social yaitu: teori evolusi, fungsiolnalis stuktural, modernisasi, sumber daya manusia, konflik, ketergantungan dan teori pembebasan.

2.                  Pendekatan Antropologi
      Antropologi adlah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk penilitian, ciptaan kreasi masyarakat baik material maupun non material.
      Agama sebagai sebagai sasaran studi antropologi dapat disimpulakan dalam dua hal. Pertama, antropologi yang merupakan cabang dari kebudayaan dan menjadi ssalah satu sasaran penting kajian yang menghasilkan cabang tersendiri yaitu antropologi agama. Kedua, semua cabang antropologis masih satu rumpun  kajian yang selalu nerhubungan yaitu antropologis. Karena itu pendekatan antropologis identik dengan pendekatan kebudayaan. Metode yang tepat digunakan adaah metode holistik. Artinya, dalam melihat satru fenomena social harus diteliti dalam konteks totalitas kebudayaan masyarakat yang dikaji.

3.                  Pendekatan Jender
            Analisis jender adalah alat analisis untukmemahami realitas social. Gender yaitu perbedaan laki-laki dan perempuan  berdasarkan kontsruksi sosial bukan berdasar biologi dan kodrat Tuhan. Terbentuknya perbedaan gender disebabkan beberapa hal diantaranya, dibentuk, disosialikan, diperkuat, bahkan dikontruksi secara sosial dan kultural, melalui ajaran keagamaan dan negara. Melalui proses panjang tersebut akhirnya dianggap kodrat. Terdapat lima teori yang dapat digunakan dengan menggunakan pendekatan gender, yaitu: Marginalisasi, subordinasi, pembentukan seteorotip, kekerasan dan beban kerja.
            Berbicara tentang pendekatan gender kurang lengkap sebelum membicarakan pendekatan feminis. Karena jender itu bagian dari feminis. Ada 5 teori feminis, yakni:
a.       feminisme liberal
Adalah teori yang beranggapan bahwa ketidakmapuan wanita bersaing dengan laki-lakiadalah karena kelemahan wanita itu sendiri yang diakibatkan kebodohan yang berpegang teguh pada nilai-nilai tradisional.
b.      feminisme radikal
Adalah teori yang berpendapat bahwa akar penindasan laki-laki terhadap perempuan adalah jenis kelamin itu sendiridan ideology patriarkinya.
c.       feminisme marxisme
Adalah aliran yang berpendapat bahwa penyebab penindasan adalah bagian dari penindasan kelas dalamhubungan produksi, dan penindasan merupakan kelanjutan sistem eksploitasi yang bersifat struktur.
d.      feminisme social
Menurut teori ini ketidakadilan adalah karena penilaian terhadap perbedaan biologi laki-laki dan perempuan (konstruksi social).
e.       feminisme islam
Menurut teori ini islammemberikan kesejajaran laki-laki dan perempuan dalam melakukan karya (‘amal).


4.                  Pendekatan Sejarah
            Pendekatan sejarah minimal menggunakan dua teori  yaitu:
a.       idealist approach
Adalah seorang peneliti yang berusaha memahami dan menafsirkan fakta sejarah dengan mempecayai penuh fakta yang ada tanpa keaguan.
b.      reductionalist approach
                  seorang peneliti yang berusaha memahami dan menafsirkan fakta sejarah dengan penuh keraguan.

5.                  Pendekatan Semantik
            endekatan simantik adalah kajian yang menekankan pada aspek bahasa. Dalam penelitian hukum islam dengan pendektan semantik ada dua pendekatan yang umum digunakan, yakni: sisi bahasa, dan sisi illat dan hikmah (analogi dan hikmah). Tetapi disamping kedua teori ini digunakan pula teori penyelesaian terhadap dua dalil/nash yang kelihatanya bertentangan. Maka yang disebut semantik adalah sisi bahasa yang mencakup sisi gramatikal, tunjukanya dan maknawi.
            emantik dianggap salah satu ilmu yang sangat penting karena dengan ilmu ini akan dapat dipahamipesan-pesan Allah lewat Al-quran sebagai sumber ajaran. Pendekatan semantik ini dulu banyak digunakan oleh ilmuwan klasik.
6.                  Pendekatan Filologi
   Filologi adalah pengetahuan tentang sastra-sastradalam arti luas yang mencakup sastra bahasa dan kebudayaan. Maka pendekatan filologi berguna untuk meneliti bahasa, meneliti kajian linguistic, makna kata-kata dan penilaian terhadap ungkapan karya sastra. Obyek yang dikaji adalah naakh klasik yang ditulis dengan tangan
   Ada dua hal pokok dalam kegiatan filologi, yaitu: (1) penulisan/penyalinan kembali terhadap teks asli, dan (2) pemahaman terhadap teks asli yang ada.
   Maka yang ingin dikaji oleh filologi adalah memahami dan menyalin teks untuk disesuaikan dengan teks aslinya.
      
7.                  Pendekatan Hermeneutik
      Pendekatan hermeneutic juga dapat digunakan dalam studi islam. Peta hermeneutic menuru palmer adalah:
a.       Sebagai teori penafsiran kitab suci
b.      Sebagai metode filologi, yang hanya menekankan pada kosa kata
 atau gramatikal.
c.       Sebagai ilmu pemahaman lingustik
d.      Sebagai fondasi metodologi ilmu-ilmu kemanusiaan
e.       Sebagai fenomena dessain dan pemahaman eksistensial
f.       Sebagai sistem penafsiran
Sebagi metodologi, dan ini yang dijadikan kajian dalan bahasan ini, herneneutika dapat bersifat subyektif dan obyektif.
Hermeneutic subjektif adalah pengungkapan dessain dalam segi temporalitas dan historisnya. Sementara hermeneutic obyektif menegaskan bahwa interpretasi berarti memahami tekssebagaimana yang dipahami oleh pengarang.
Pendekatan hermeneutic bagi F. A. Wolf memberikan interpretasi gramatikal (aspek kebahasaan), histories (tempat dan waktu) dan retorik (semangat kejiwaan, latar belakang, tujuan, dan makna filosofis yang terkandung dalam suatu ide).

8.      Pendekatan Wacana
            Pendekatan wacana lebih umum disebut analisis wacana. Analisis ini digunakan untuk melacakdan menganalisis historitas lahirnya konsep lengkap dengan latar belakangnya. Teori yang umum digunakan dengan pendekatan ini adalah teori Arkeologi Ilmu Pengetahuanyang ditawarkan Michael Foucault (1926-1884).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar