Kedatangan
orang-orang Eropa yang pertama di Asia Tenggara pada awal abad XVI
kadang-kadang dipandang sebagai titik penentu yang paling penting dalam
sejarah, pandangan ini tidak dapat dipertahankan. Meskipun orang-orang Eropa
terutama orang-orang Belanda memiliki dampak yang besar terhadap Indonesia,
namun hal itu pada dasarnya merupakan fenomena dari masa-masa kemudian.
Bagaimanapun juga, pada tahun-tahun pertama kehadiran mereka, pengaruh
orang-orang Eropa sangatlah terbatas, baik dari segi daerah yang dipengaruhi
maupun kedalaman pengaruh itu.
Eropa bukanlah kawasan yang paling
maju di dunia pada permulaan abad XV, juga bukan merupakan kawasan yang paling
dinamis. Kekuatan besar yang sedang berkembang di dunia saat itu adalah Islam.
Pada tahun 1453, orang-orang Turki Ottoman menaklukkan Konstantinopel, dan di
ujung timur dunia Islam, agama ini berkembang di Indonesia dan Filiphina. Akan
tetapi, orang-orang Eropa, terutama orang-orang Portugis, mencapai
kemajuan-kemajuan di bidang teknologi tertentu yang kemudian melibatkan bangsa
Portugis dalam salah satu petualangan mengarungi samudra yang paling berani di
sepanjang zaman. Dengan bekal pengetahuan geografi dan astronomi yang bertambah
baik banyak darinya berasal dari bangsa Arab, yang sering kali tersebar
dikalangan Kristen Eropa lewat para sarjana Yahudi, bangsa Portugis menjadi
mualim-mualim yang semakin mahir. Dengan memadukan layar yang berbentuk segi
tiga dengan yang persegi empat serta memperbaiki konstruksi, mereka telah
menciptakan kapal-kapal yang lebih cepat, lebih mudah digerakkan, dan lebih
layak mengarungi samudra.
A. Latar Belakang Kedatangan Bangsa
Barat Ke Nusantara
Datangnya orang Eropa melalui jalur laut diawali oleh Vasco
da Gama, yang pada tahun 1497-1498 berhasil berlayar dari Eropa ke India melalui Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope) di ujung selatan Afrika, sehingga mereka tidak perlu lagi bersaing dengan
pedagang-pedagang Timur Tengah untuk memperoleh akses ke Asia Timur. Pada
awalnya, tujuan utama bangsa-bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara termasuk
ke Nusantara adalah untuk perdagangan.
Dengan latar belakang perdagangan inilah awal kolonialisasi bangsa Indonesia
berawal. 1
Faktor-faktor
lain yang mendorong bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra adalah sebagai
berikut.
a.
Teori Heliosentris dari Copernicus yang menyatakan bahwa bumi itu bulat
mendorong kawan-kawan Copernicus ingin membuktikannya. Salah satunya ialah Ferdinand
Magellan, pelaut pertama yang berhasil mengelilingi dunia dan membuktikan bahwa
bumi memang bulat, serta laut-laut di bumi saling berhubungan. Teori ini
membantah Teori Geosentris dari Ptolomeus yang menyatakan bumi datar.
b. Kisah
perjalanan Marco Polo ke dunia Timur (Cina) yang tertuang dalam buku yang
ditulis oleh temannya, Rustichello, yang berjudul The Travels of Marco Polo
(Perjalanan Marco Polo). Selama ratusan tahun, catatan perjalanan Marco
Polo ini menjadi sumber informasi tentang Cina bagi bangsa Eropa.
c. Penemuan
kompas, mesiu, navigasi, peta, dan peralatan pelayaran.
d. Adanya ambisi untuk melaksanakan semboyan 3 G, yaitu gold mencari
emas atau kekayaan, yaitu paham yang beranggapan bahwa kejayaan negara diukur
dengan banyaknya emas yang dimiliki sebagai hasil dari laba perdagangan. glory
mencari keharuman nama, kejayaan, dan kekuasaan, yaitu melahirkan
imperialisme kuno karena kejayaan dilihat dari daerah koloni dan jalur
perdagangan yang dikuasai. Dengan demikian, banyak bangsa yang berlomba-lomba
menguasai daerah lain. dan gospel yatu menunaikan tugas suci
menyebarkan agama Nasrani. Akibat dari semboyan gospel tersebut, tidak
heran jika para penjelajah selalu didampingi oleh para misionaris Kristen, dan
daerah-daerah yang dikuasai oleh para pedagang Spanyol dan Portugis dipastikan
terjadi konversi (proses perpindahan agama) ke agama Katolik yang
diiringi dengan asimilasi kebudayaan[2].
B. Masuknya Bangsa Barat Ke Nusantara
1. Masuknya Bangsa Portugis
Kadatangan bangsa
Portugis sebagai orang Peranggi tidak dapat dipandang terlepas dari konteks
perkembangan sistem dunia yang semakin meluas sebagai akibat ekspansi barat
sejak akhir abad XV. Lagi pula hubungan ekonomis dan politik bangsa barat,
khususnya bangsa portugis, dengan bangsa-bangsa timur tengah tidak terlepas
pula dari dampak perang salib.
Persaingan perdagangan
akan mempertajam konflik, konfrontasi itu diperhebat pula oleh usaha
kristianisasi yang dilakukan oleh misionaris yang mengikuti ekspedisi Portugis[3].
Pada tahun 1498, raja Portugis
mengirim ekspedisinya dibawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque,
mengikuti perjalanan para pedagang Islam. Maksud Portugis untuk menduduki
Malaka adalah untuk menguasai perdagangan melalui selat Malaka atau berdagang
dengan Malaka semata-mata. Pada tahun 1511 Portugis mengadakan penyerangan,
yaitu suatu pertempuran yang sangat dahsyat terjadi, yang banyak menumpahkan
darah. Akhirnya Portugis berhasil menduduki Malaka, pusat perdagangan Islam di
Asia Tenggara, dan agama yang merupakan salahsatu faktor yang penting dalam
mengadakan expansi mulai menjadi samar-samar, karena ternyata faktor ekonomilah
yang memegang peranan yang terpenting[4].
2. Masuknya Bangsa Belanda
Setelah bangsa
Portugis, datanglah orang-orang Belanda yang mewarisi aspirsi-aspirasi dan strategi
Portugis. Mereka nyaris mencapai apa yang telah diinginkan orang-orang Portugis
tetapi yang tidak berhasil mereka peroleh, yaitu menguasai rempah-rempah
Indonesia . Akan tetapi, orang-orang belanda melakukan sesuatu yang tidak
dilakukan bangsa Portugis, yaitu mereka mendirikan tempat berpijak yang tetap
di Jawa[5].
Pada tahun 1595, ekspedisi Belanda
yang pertama siap berlayar dibawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dan tiba di
Banten Juni 1596, dari Banten pelayaran dilanjutkan ke Maluku dan berhasil mendapatkan
keuntungan sebesr-besarnya, mereka kembali pada tahun 1597 dengan membawa
rempah-rempah dalam jumlah yang cukup banyak.
Untuk
mengatasi persaingan antara para pedagang Belanda itu sendiri, pemerintah
membentuk badan usaha atau kongsi dagang yang diberi nama Vereenigde Oost
Indische Compagnie (VOC) yaitu persekutuan dagang Hindia Timur. VOC berdiri
tahun 1602 yang juga lebih sering disebut oleh bangsa Indonesia dengan sebutan
Kompeni Belanda. VOC
dipimpin oleh De Heren Zuventien (Dewan Tujuh Belas) dengan Pieter Both sebagai
gubernur jenderal yang pertama.
Semula VOC berpusat di Ambon. Namun, sejak
kepemimpinan Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen, pusat VOC dipindah ke
Jayakarta yang kemudian berganti nama menjadi Batavia
Untuk memperkuat kedudukan VOC di Indonesia, pemerintah Belanda
memberikan hak-hak istimewa. Hak-hak istimewa VOC tersebut antara lain :
Ø Hak monopoli dagang
Ø Hak membuat dan mencetak
uang
Ø Hak membentuk tentara
Ø Hak menyatakan perang
ataupun membuat perjanjian
Dengan hak-hak tersebut berarti VOC memiliki kekuasaan seperti
suatu negara. Mereka dapat bertindak bebas tanpa harus konsultasi lebih dulu
dengan pemerintah Belanda di negeri induk[6].
Pada akhir abad
ke-18 VOC mengalami kemunduran disebabkan:
1.
Gencarnya persaingan dari bangsa
Perancis dan Inggris
2.
Korupsi dan pencurian yang dilakukan
para pegawai VOC
3.
Maraknya perdagangan gelap di jalur
monopoli VOC
4.
Besarnya anggaran belanja VOC tidak
sebanding dengan pemasukannya
Akhirnya VOC dibubarkan pada tahun 1799 dengan
segala tanggung jawab VOC diambil alih oleh kerajaan Belanda dengan tujuan agar
wilayah Indonesia tetap dalam pengendalian Belanda.
Belanda adalah bangsa yang paling lama
berkuasa dan paling banyak mengeruk keuntungan perdagangan di Indonesia
dibandingkan bangsa Portugis dan Inggris
3. Masuknya Bangsa Inggris
Sejak
abad ke-17, para pedagang Inggris sudah berdagang sampai di daerah India. Di
India Timur, para pedagang Inggris mendirikan kongsi dagang yakni East India
Company (EIC) pada tahun 1600, dengan daerah operasinya adalah India. Pusat
kekuatan EIC adalah kalkuta (India), dan dari kota inilah Inggris meluaskan
wilayahnya ke Asia Tenggara.
Pada tahun 1604, pelayaran kedua
Maskapai Hindia Timur Inggris yang dipimpin oleh Sir Henry Middleton berhasil
mencapai Ternate, Tidore, Ambon dan Banda. Akan tetapi, di wilayah ini mereka
mendapat perlawanan dari pihak VOC, dan dimulailah persaingan sengit
Inggris-Belanda untuk mendapatkan rempah-rempah. VOC berusaha memaksakan
perjanjian-perjanjian monopoli kepada para penguasa kepulauan penghasil
rempah-rempah ini dan mereka sangat marah terhadap apa yang mereka namakan
sebagai “komplotan penyelundup” Inggris di Maluku. Selama tahun 1611-7,
orang-orang Inggris juga mendirikan kantor-kantor dagang mereka dibagian-bagian
Indonesia lainnya: di Sukadana (Kalimantan Barat Daya), makasar, Jayakerta dan
Jepara (di Jawa), serta Aceh, Pariaman, dan Jambi (di Sumatra). Konflik Inggris
Belanda semakin memuncak ketika orang-orang Belanda merasa bahwa cita-cita
monopoli mereka telah luput.
[3]Sartono Kartodirdjo. “Pengantar Sejarah Indonesia Baru”. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama. 1993. Hal: 36-37.
[4] Uka Tjandrasasmita. “Sejarah Nasional Indonesia III”. Jakarta:
Balai Pustaka. 1992. Hal:49
[5] M.C. Ricklefs. “Sejarah Modern Indonesia”.
………………………Hal:69
[6] file:///F:/sejarah-datangnya-bangsa-bangsa-eropa.html
Terimakasih atas postnya sangat bermanfaat. Mari mampir juga ke blog saya https://blog.ppns.ac.id/tl/lukmankhakim/
BalasHapus