Selamat Datang Kawan di Blog SPI B

Kamis, 19 April 2012

Munculnya Agama-Agama Dunia 2500 SM-1500M


Pada zaman yang semakin berkembang, agama mempunyai peran yang sangat penting terhadap kehidupan manusia. Penyelidikan-penyelidikan menyatakan bahwa lebih dari 70 persen penduduk dunia menunjukkan bahwa mereka menganut salah satu agama. Sementara itu, perbedaan-perbedaan agama juga menjadi pusat ketidaktenangan internasional dan ketidaktentraman penduduk. Agama mengambil bagian pada saat yang paling penting dan pada pengalaman-pengalaman hidup, misalnya: merayakan kelahiran, menandai pergantian jenjang masa dewasa, mengesahkan perkawinan serta kehidupan keluarga, dan melapangkan jalan dari kehidupan kini menuju ke kehidupan yang akan datang. Bagi sebagian besar manusia, agama berada dalam kehidupan pada saat-saat yang paling khusus maupun pada saat-saat yang paling mengerikan. Agama juga memberikan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan.



A.   Hinduisme

Menurut Michael Keene dalam bukunya yang berjudul Agama-agama Dunia, Hinduisme muncul sekitar tahun 1800 SM. Namun, dasar berdirinya tidak pasti. Riwayat yang diketahui paling dini terdapat pada peradaban lembah sungai Indus. Kata Hindhu berasal dari bahasa Sansakerta untuk sungai Indus, yaitu Siddhu yang oleh bangsa Persia kuno diucapkan sebagai Hindhu. Sebelumnya kata itu digunakan untuk menyebutkan semua bangsa India pada umumnya, tetapi sekarang kata itu hanya digunakan untuk menyebut orang Hinduisme.[1]
Hinduisme merupakan agama yang berkembang sejak ribuan tahun lalu dan merupakan agama tertua dari agama-agama besar di dunia yang masih ada sampai sekarang.[2] Tempat asal agama ini ialah India. India merupakan negeri yang luas dengan iklim, bangsa dan bahasa yang berbeda-beda. Penduduk tertua di India tergolong bangsa Negrito, yang kemudian bercampur dengan bangsa-bangsa yang berdatangan di India. Di antara bangsa-bangsa yang memasuki India, yang paling besar pengaruhnya ialah bangsa Dravida. Mula-mula bangsa Dravida tinggal di seluruh India, akan tetapi lama kelamaan hanya tinggal di sebelah selatan karena terdesak oleh bangsa Arya yang menyerbu India kira-kira pada 2000-1000 tahun sebelum Masehi.[3]
Bangsa Arya datang dengan membawa bahasa Sansakerta. Mereka juga memperkenalkan sistem kasta, yang menempatkan orang-orang ke dalam bermacam-macam kasta atau warna berdasarkan kedudukan. Klasifikasi sosial seperti ini menentukan dengan siapa mereka boleh menikah dan bergaul. Untuk menjalin hubungan dengan Hinduisme, sistem kasta ini tidak membutuhkan waktu lama dan justru mendapat dukungan dari beberapa kitab suci Hindu. Kitab tertua dan terpenting adalah Rig Veda, muncul kira-kira tahun 1500 SM, yang di dalamnya terdapat pujian-pujian dipersembahkan kepada dewa-dewi termasuk Indra (dewa langit), Agni (dewa api) dan Aditi (dewi ibu).[4]
Hinduisme mengenal akan adanya kasta. Kasta adalah pembagian-pembagian di dalam masyarakat yang didasarkan pada kedudukan manusia. Dalam Hinduisme dikenal empat kasta, yakni:
  1. Kasta Brahmana (kasta tertinggi). Yang termasuk kasta Brahmana ialah para pendeta yang memimpin pelayanan dan upacara-upacara keagaman serta menyanyikan ayat-ayat kitab suci.
  2. Kasta Kesatria. Yang termasuk  kasta ini ialah para prajurit dan penguasa India.
  3. Kasta Waisya. Yang termasuk kasta ini ialah petani, pebisnis dan para pembentuk pusat-pusat kehidupan ekonomi dan sosial negara lainnya.
  4. Kasta Sudra (kasta terendah). Yang termasuk kasta ini ialah para pekerja yang memberikan pelayanan di tingkat palung dasar kepada orang lain.[5]
Tiap-tiap kasta ini memiliki hak dan kewajiban yang berbeda. Golongan satu dengan golongan yang lainnya terdapat dinding pemisah, sehingga golongan atas tidak diperkenankan mengadakan hubungan langsung dengan golongan yang lebih rendah, apalagi mengadakan hubungan pernikahan.
Umat Hindhu percaya bahwa Yang Mahakuasa, Brahman, menguasai dunia dengan sifat utamanya yang digambarkan dalam trimurti, yakni Brahman, Visnhu dan Shiva, tiga serangkai yang berkembang dalam Hinduisme sekitar 2000 tahun yang lalu.[6]bagi kebanyakan umat Hindhu, kuil merupakan pusat kehidupan religius. Namun demikian, bagi sebagian umat yang lain, ibadat bersama-sama tidaklah penting dan karena itu mereka jarang pergi ke kuil.[7]

B.   Buddhisme

Budha Gautama (Siddharta Gautama) dilahirkan sekitar akhir abad keenam sebelum Masehi, yaitu tahun 560 SM di India bagian timur laut. Beliau adalah keturunan raja Cakya dari kerajaan Kosala. Bapaknya bernama Cuddodana, seorang raja yang sangat dipuja dan dipuji rakyatnya. Ibunya bernama Maya. Sebuah legenda menceritakan kelahirannya yang menyatakan bahwa Maya, ibunya, bermimpi seekor gaja putih masuk dalam rahimnya. Sepuluh bulan kemudian ia melahirkan dan seketika itu bumi bergetar selama bulan purnama pada bulan Mei.[8] Maya meninggal tujuh hari setelah melahirkan. Sebelum lahir Siddharta diramalkan akan menjadi utusan dewa yang kelak akan menjadi pemimpin dan petunjuk bagi semua makhluk, menolong segenap rohani manusia dari samsara (sengsara) oleh seorang pendeta yang bernama Asita.[9]Sejak lahir Siddharta dipelihara baik-baik dengan segala kenikmatan, kebesaran serta kemawahan. Beliau tidak dapat meninggalkan istana sekehendak hatinya. Jika hendak pergi bertamasya, beliau harus diiringi oleh pegawai istana.[10]
Setelah dewasa, beliau menikah dengan Gopa atau Yashodara. Anak pertamanya diberi nama Rahula yang berarti belenggu. Beliau memberi nama putranya demikian karena beliau merasa terbelenggu atau terpenjara dengan gaya hidup yang dialaminya. Ketika berhasil keluar istana, beliau mendapatkanempat pengalaman yang memperkuat kehandaknya, yakni:
  1. Beliau melihat seorang laki-laki tua yang lemah dan menyaksikan betapa usia tua itu menghancurkan ingatan, keindahan dan keperkasaan. Beliau tidak pernah melihat dengan orang tua sebelumnya.
  2. Beliau melihat orang cacat yang tersiksa kesakitan. Beliau merasa terkejut menyaksikan penderitaan itu sebab beliau tidak pernah mengalami penderitaan seperti itu.
  3. Beliau melihat orang yang sedang menangis dalam duka dalam prosesi pemakaman dan perasaannya terganngu oleh suasana penderitaan karena kematian. Beliau tidak pernah melihat peristiwa kematian sebelumnya.
  4. Beliau melihat seorang suci sedang mengembara dengan rasa puas dan gembira berjalan berkeliling dengan mangkok derma di tangannya. Beliau tiba-tiba mengerti bahwa semua kesenangan hidup tak berarti.[11]

Perjumpaan dengan orang tua, orang cacat, orang berduka serta seorang pendeta menimbulkan rasa sedih dan pilu dalam hati Siddharta. Beliau tidak tahan lagi hidup mewah di dalam istana. oleh karena itu, beliaupun meninggalkan istana, anak dan istrinya. Sejak itulah Siddharta menjadi seorang pertapa, mencari ilham dan pembebasan diri dari penderitaan. Sejak itu pula Siddharta menjadiBudha yang artinya “yang disinari”.[12]
Beliau pergi kemana-mana mencari ilmu yang sempurna dan bertapa, tetapi semuanya sia-sia  belaka. Karena tidak mendapatkan apa yang ingin dicapainya, beliau mencari jalan sendiri hingga di bawah pohon  Bodhi, beliau mendapat ilham, menerima petunjuk bagaimana orang dapat melepaskan diri dari samsara (sengsara). Peristiwa ini terjadi di Gaya dan tempat tersebut diberi nama Bodh-Gaya. Sesudah itu Siddharta pergi ke Kaci, hendak menyebarkan ilmunya. Khutbah pertama diadakan di Taman Rusa di Benares. Tahun 480 SM Siddharta menderita sakit dan meninggal dunia di Kusinara. Jenazahnya dibakar dengan upacara besar-besaran, abunya dibagi-bagi menjadi delapan bagian dan ditempatkan dalam stupa istimewa yaitu kuburan dan rumah-rumah kultus berbentuk kubbah.[13] 
Setelah berabad-abad Siddharta atau Budha meninggal, Buddhisme Theravada dan Mahayana lahir sebagai dua kelompok utama untuk pengajaran Budha.
·      Buddhisme Theravada (kendaran kecil) adalah jalan keselamatan yang biasanya diikuti oleh para rabib. Dalam komunitas Theravada ada dua kelompok umat, yakni: para biarawan dan biarawati atau rahib Budha yang disebut bhikku. Kelompok kedua, pemilik rumah tangga yang menerima kemurahan kembali pada masa yang akan datang dengan cara memberikan makanan, pakaian dan uang kepada para rahib.
·      Buddhisme Mahayana (kendaraan besar). Orang-orang Budhisme Mahayana memandang Siddharta Gautama sebagai manusia yang memiliki kelebihan. Mereka menyatakan bahwa Buddhisme Mahayana memberikan lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan pencerahan daripada Buddhisme Theravada.[14]
Kitab suci Buddhisme Theravada dikenal dengan Pali Cannon. Kitab suci ini kemudian dibagi menjadi tiga bagian yang disebut Tipitaka (tiga bakul), yakni: Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka, Abhimdhamma Pitaka. Sedangkan kitab suci Buddhisme Mahayana awalnya ditulis dalam bahasa Sansakerta, yaitu bahasa India pertama. Kebanyakan isinya dapat dijumpai dalam Pali Campa, tetapi dengan penambahan kitab-kitab lainnya. Dinyatakan bahwa kitab-kitab tambahan ini dipercayai sebagai sabda Buddha. Salah satu di antaranya yang paling terkenal ialah Vimalakirti Sutra, yang berisikan tentang seseorang yang berumah tangga tetapi hidupnya lebih suci daripada semua Bodhisattva.[15]
Ajaran Buddhisme ialah “jiwa” bukan lagi apa-apa kecuali hanya seberkas pengalaman yang lenyap pada saat kematian. Adapun lima aturan atau pedoman moral yang harus selalu diikuti oleh setiap umat Buddha ialah:
  1. Mereka tidak boleh membunuh atau merusak benda-benda hidup.
  2. Mereka tidak boleh mengambil barang yang tidak diberikan kepadanya.
  3. Mereka tidak boleh menyalahgunakan seks.
  4. Mereka tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak pantas, seperti berbohong, menyebar rumor dan gosib.
  5. Mereka tidak boleh mengunakan obat terlarang dan alkohol. Karena semua barang tersebut mengganggu pikiran dan penalaran.[16]

C.   Judhaisme

Sejarah Yahudi dimulai sekitar 4000 tahun yang lalu, sehingga Judhaisme menjadi agama monoteis tertua. Sejarah bangsa Yahudi dimulai dengan Abraham yang mendengarkan panggilan Tuhan untuk menduduki tanah Kanaan.[17]Abraham mempunyai dua orang putra yang bernama Ishak dan Ismail. Cucu Abraham dari Ishak, Yakub, yang juga bernama Israel mempunyai 12 orang putra, di ataranya ialah Yusuf. Karena Yusuf adalah putra yang paling disayang oleh orang tuanya, maka saudara-saudaranya menjadi iri, sehingga mereka sampai hati mencelakahi Yusuf dan sampailah ia pada Raja Fir’aun. Karena kecakapan-kecakapan yang dimiliki Yusuf, Raja Fir’aun mengangkatnya menjadi gubenur mesir, dan pada saat itulah Bani Israel pindah ke Mesir. Akan tetapi sepeninggal Yusuf, nasib mereka semakin lama kian memburuk, terutama setelah jumlah mereka bertambah banyak. Pada masa Ramses II, Bani Israel menderita sekali. Atas anjuran penasehatnya, Ramses II hendak melenyapkan mereka secara sedikit demi sedikit. Mereka diharuskan kerja paksa, sementara itu, setiap bayi yang lahir harus dibunuh, wanita-wanita dipaksa kawin dengan orang Mesir. Dalam keadaan itulah Nabi Musa dilahirkan. Nabi Musa adalah pembawa agama Yahudi atau Judaisme. Beliau lahir sekitar tahun 1570 SM. Saat berusia 40 tahun beliau mendapat panggilan dari Allah untuk menerima wahyu. Tugas utama bagi terutusnya Nabi Musa ialah memerdekakan Bani Israel yang saat itu dijadikan budak oleh bangsa Mesir. Setelah Bani Israel terbebas dari perbudakan tersebut, Bani Israel mendapat bimbingan dari Allah dan diberi agama yang luhur yang dibawa oleh Nabi Musa.[18]
Bagi orang Yahudi yang saleh kitab suci merupakan pusat kehidupannya. Kitab suci mereka ditulis dengan bahasa Ibrani. Orang Yahudi menamakan kitab suci mereka Tenakh dan terdiri dari tiga bagian, yakni:
v  Hukum atau Taurat. Kitab ini menunjukkan pada keseluruhan apa yang diketahui tentang Tuhan dan hubungan-Nya dengan ciptaan-Nya.
v  Nabi-nabi atau Nevi’im. Dalam tradisi Yahudi ada delapan kitab yang diberi nama sesuai nama para nabi yang biasanya mengacu pada nabi-nabi terdahulu dan kitab-kitab sejarah. Empat kitab yang pertama: Yoshua, Hakim-hakim, Samuel I dan Samuel II. Keempat kitab yang lain mengacu pada nabi-nabi terakhir: Yesaya, Yeremia, Yehezkiel dan 12 nabi-nabi yang dianggap satu kitab. Sebagian besar isi kitab dari nabi-nabi terakhir merupakan kumpulan khotbah  yang disampaikan oleh para nabi yang nama-namanya menjadi nama kitab-kitab ini. Kumpulan khotbah tersebut dikumpulkan oleh para murid mereka.
v  Sastra atau Ketuvim. Kitab ini dianggap kurang bernilai dibandingkan dua kitab yang lain.[19]
Adapun mengenai ajaran  tersimpul  dalam intisari kitab Taurat yang berupa sepuluh hukum yang terkenal. Sepuluh hukum tersebut diterima oleh Nabi Musa as. di puncak gunung Thursina. Yang dimaksud sepuluh hukum tersebut ialah:
       I.      Mengakui Keesaan Allah.
    II.      Larangan menyembah patung-patung dan berhala. Karena Allah tidak dapat diperserupakan dengan segenap makhluk-Nya.
 III.      Larangan menyebut nama Tuhan Allah dengan sia-sia.
 IV.      Memuliakan hari sabtu.
    V.      Menghormati ayah dan ibu.
 VI.      Larangan membunuh sesama manusia.
VII.      Larangan berbuat zina.
VIII.      Larangan mencuri.
 IX.      Larangan menjadi saksi dusta.
    X.      Larangan keinginan mempunyai hak orang lain.[20]
Selain dari sepuluh hukum di atas, agama Yahudi juga melarang manusia merusak apa yang telah diciptakan Tuhan. Bahkan, menurut pendapat Gordis bahwa “Judhaisme menekankan bahwa manusia mempunyai kewajiban bukan hanya  menjaga dunia alam, tetapi meningkatkannya”.[21]

D.   Kekristenan

Umat Kristen percaya bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah dan Putra manusia. Yesus lahir di Palestina sekitar 2000 tahun yang lalu, Beliau berkeliling untuk mengajar dan menyembuhkan, disalib atas perintah Gubernur Romawi, dan bangkit lagi tak lama setelah kematiannya. Dengan kematian dan kebangkitannya kembali, dosa-dosa manusia diampuni oleh Allah dan memungkinkan semua orang masuk ke kehidupan abadi bersamanya.
Setelah Yesus naik ke surga, para pengikutnya tidak lagi menyia-nyiakan waktunya untuk berkhotbah bahwa beliaulah Mesias (yang akan membebaskan mereka). Hal inilah yang memisahkan agama Judaisme dengan Kristianitas, karena umat Judaisme menolak pernyataan itu, sedangkan umat Kristianitas pertama menempatkannya sebagai inti pertama khotbahnya. Bahkan, mereka mengambil kata-kata Yunani utuk Mesias yakni Christus yang artinya yang diurapi Allah. Kata Christus dijadikan nama keluarga Yesus.
Umat Kristen pertama sering menyebut Yesus sebagai “putra Allah”, meskipun kata-kata itu hanya kadang-kadang muncul dalam Injil dan Yesus sendiripun lebih senang menyebut dirinya “anak manusia”.
Ajaran iman bagi Umat Kristianitas atau Kristen, yakni:
Ø  Trinitas adalah satu Allah tiga pribadi, Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus.
Ø  Penjelmaan menunjuk pada Allah yang lahir menjadi daging dalam diri Yesus dan menekankan bahwa Yesus benar-benar Allah dan juga benar-benar manusia.
Ø  Penebusan dosa merupakan rekonsiliasi antara Allah dengan manusia yang didapatkan melalui kematian dan kebangkitan Yesus. Yesus adalah teladan paling agung bagi dunia tentang pengurbanan diri.
Ø  Roh Kudus adalah salah satu pribadi dari Trinitas dan kuasa Allah yang ada di dunia saat ini. Banyak umat Kristen percaya bahwa Roh Kudus memberikan ilham dalam penulisan kitab suci.
Ø  Banyak Umat Kristen yang memegang teguh bahwa Alkitab adalah wahyu Allah tanpa cacat, yang mempunyai kewenangan dalam segala hal tentang iman dan tingkah laku manusia.
Ø  Bagi umat Katolik dan Ortodoks, perawan Maria mendapatkan status yang jauh di atas sekedar sebagai ibu Yesus. Mereka percaya bahwa ia mengandung Yesus secara adikodrati dengan perantaraan Roh Kudus, dan yang tetap perawan sampai akhir hidupnya, yang diangkat ke syurga dengan jiwa dan raganya tanpa mengalami kematian badan, dan yang sekarang sangat dekat dengan Allah  sehingga ia mampu menyampaikan kebutuhan semua umat manusia yang masih hidup di dunia. Umat Protestan percaya bahwa Maria adalah perantara Allah yang terpilih untuk meelahirkan Yesus dan tidak lebih dari itu.[22]
Sedangkan kitab suci agama Kristen ialah Injil yang diturunkan oleh Allah kepada Isa Al-Masih guna menjadi tuntunan bagi umatnya. Injil yang diakui resmi oleh dunia Kristianitas yakni: Injil Matius yang terdiri dari 20 surat, Injil Markus yang terdiri dari 16 surat, Injil Lukas yang terdiri dari 24 surat dan Injil Yahya yang terdiri dari 21 s urat.[23]







PENUTUP

Hinduisme merupakan agama yang berkembang sejak ribuan tahun lalu dan merupakan agama tertua dari agama-agama besar di dunia yang masih ada sampai sekarang. Agama Hinduisme berasal dari India. Umat Hindhu percaya bahwa Yang Mahakuasa, Brahman, menguasai dunia dengan sifat utamanya yang digambarkan dalam trimurti, yakni Brahman, Visnhu dan Shiva.
Budha Gautama (Siddharta Gautama) dilahirkan sekitar akhir abad keenam sebelum Masehi, yaitu tahun 560 SM di India bagian timur laut. Ajaran Buddhisme ialah “jiwa” bukan lagi apa-apa kecuali hanya seberkas pengalaman yang lenyap pada saat kematian. Adapun lima aturan atau pedoman moral yang harus selalu diikuti oleh setiap umat Buddha ialah: tidak boleh membunuh atau merusak benda-benda hidup, tidak boleh mengambil barang yang bukan miliknya, tidak boleh menyalahgunakan seks, tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak pantas, seperti berbohong, serta tidak boleh mengunakan obat terlarang dan alkohol.
Judhaisme merupakan agama monoteis tertua. Sejarah bangsa Yahudi dimulai dengan Abraham yang mendengarkan panggilan Tuhan untuk menduduki tanah Kanaan. Bagi orang Yahudi yang saleh kitab suci merupakan pusat kehidupannya. Kitab suci mereka ditulis dengan bahasa Ibrani. Orang Yahudi menamakan kitab suci mereka Tenakh dan terdiri dari tiga bagian, yakni: Hukum atau Taurat, Nabi-nabi atau Nevi’im, dan Sastra atau Ketuvi.
Umat Kristen percaya bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah dan Putra manusia. Umat Kristen pertama sering menyebut Yesus sebagai “putra Allah”, meskipun kata-kata itu hanya kadang-kadang muncul dalam Injil dan Yesus sendiripun lebih senang menyebut dirinya “anak manusia”. Kitab suci agama Kristen ialah Injil yang diturunkan oleh Allah kepada Isa Al-Masih guna menjadi tuntunan bagi umatnya. Injil yang diakui resmi oleh dunia Kristianitas yakni: Injil Matius yang terdiri dari 20 surat, Injil Markus yang terdiri dari 16 surat, Injil Lukas yang terdiri dari 24 surat dan Injil Yahya yang terdiri dari 21 s urat.



DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1986. Sejarah Agama. Solo: CV. RAMADHANI.
Kheene, Michael. 2006. Agama-Agama Dunia. Yogyakarta: KANISIUS.
Mary Evelyn & John A. Grim. 2003. Agam, Filsafat, & Lingkungan Hidup. Yogyakarta: KANISIUS.
 Koentjaraningrat: Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.

























[1] Michael Keene, Agama-agama Dunia, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hal 10
[2] Abu Ahmadi, Sejarah Agama, (Solo: CV. Ramadhani, 1991), hal 71
[3] Ibid,  hal 72
[4] Michael Keene, Agama-agama Dunia, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hal 11
[5] Ibid, hal 13
[6] Ibid hal 16
[7] Ibid hal 22
[8] Ibid hal 68
[9] Abu Ahmadi, Sejarah Agama, (Solo: CV. Ramadhani, 1991), hal 96
[10] Ibid hal 97
[11]Michael Keene, Agama-agama Dunia, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hal 69
[12] Abu Ahmadi, Sejarah Agama, (Solo: CV. Ramadhani, 1991), hal 97
[13] Ibid hal 98
[14] Michael Keene, Agama-agama Dunia, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hal 70-71
[15] Ibid hal 72-73
[16] Ibid hal 76-77
[17] Ibid hal 38
[18]Abu Ahmadi, Sejarah Agama, (Solo: CV. Ramadhani, 1991), hal 110-111
[19] Michael Keene, Agama-agama Dunia, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hal 44-45
[20] Abu Ahmadi, Sejarah Agama, (Solo: CV. Ramadhani, 1991), hal 114
[21] Mary Evelyn & John A. Grim, (yogyakarta: Kanisius, 2003), hal 82
[22] Ibid hal 100-101
[23] Abu Ahmadi, Sejarah Agama, (Solo: CV. Ramadhani, 1991), hal 131

Tidak ada komentar:

Posting Komentar