Pada zaman yang semakin
berkembang, agama mempunyai peran yang sangat penting terhadap kehidupan
manusia. Penyelidikan-penyelidikan menyatakan bahwa lebih dari 70 persen
penduduk dunia menunjukkan bahwa mereka menganut salah satu agama. Sementara
itu, perbedaan-perbedaan agama juga menjadi pusat ketidaktenangan internasional
dan ketidaktentraman penduduk. Agama mengambil bagian pada saat yang paling
penting dan pada pengalaman-pengalaman hidup, misalnya: merayakan kelahiran,
menandai pergantian jenjang masa dewasa, mengesahkan perkawinan serta kehidupan
keluarga, dan melapangkan jalan dari kehidupan kini menuju ke kehidupan yang
akan datang. Bagi sebagian besar manusia, agama berada dalam kehidupan pada saat-saat
yang paling khusus maupun pada saat-saat yang paling mengerikan. Agama juga
memberikan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan.
A.
Hinduisme
Menurut Michael Keene dalam
bukunya yang berjudul Agama-agama Dunia, Hinduisme muncul sekitar tahun 1800
SM. Namun, dasar berdirinya tidak pasti. Riwayat yang diketahui paling dini
terdapat pada peradaban lembah sungai Indus. Kata Hindhu berasal dari bahasa
Sansakerta untuk sungai Indus, yaitu Siddhu yang oleh bangsa Persia kuno
diucapkan sebagai Hindhu. Sebelumnya kata itu digunakan untuk menyebutkan semua
bangsa India pada umumnya, tetapi sekarang kata itu hanya digunakan untuk
menyebut orang Hinduisme.[1]
Hinduisme merupakan agama yang
berkembang sejak ribuan tahun lalu dan merupakan agama tertua dari agama-agama
besar di dunia yang masih ada sampai sekarang.[2]
Tempat asal agama ini ialah India. India merupakan negeri yang luas dengan
iklim, bangsa dan bahasa yang berbeda-beda. Penduduk tertua di India tergolong
bangsa Negrito, yang kemudian bercampur dengan bangsa-bangsa yang berdatangan
di India. Di antara bangsa-bangsa yang memasuki India, yang paling besar
pengaruhnya ialah bangsa Dravida. Mula-mula bangsa Dravida tinggal di seluruh
India, akan tetapi lama kelamaan hanya tinggal di sebelah selatan karena
terdesak oleh bangsa Arya yang menyerbu India kira-kira pada 2000-1000 tahun
sebelum Masehi.[3]
Bangsa Arya datang dengan
membawa bahasa Sansakerta. Mereka juga memperkenalkan sistem kasta, yang
menempatkan orang-orang ke dalam bermacam-macam kasta atau warna berdasarkan
kedudukan. Klasifikasi sosial seperti ini menentukan dengan siapa mereka boleh
menikah dan bergaul. Untuk menjalin hubungan dengan Hinduisme, sistem kasta ini
tidak membutuhkan waktu lama dan justru mendapat dukungan dari beberapa kitab
suci Hindu. Kitab tertua dan terpenting adalah Rig Veda, muncul
kira-kira tahun 1500 SM, yang di dalamnya terdapat pujian-pujian
dipersembahkan kepada dewa-dewi termasuk Indra (dewa langit), Agni (dewa api)
dan Aditi (dewi ibu).[4]
Hinduisme mengenal akan adanya
kasta. Kasta adalah pembagian-pembagian di dalam masyarakat yang didasarkan
pada kedudukan manusia. Dalam Hinduisme dikenal empat kasta, yakni:
- Kasta Brahmana (kasta tertinggi). Yang termasuk kasta Brahmana ialah para pendeta yang memimpin pelayanan dan upacara-upacara keagaman serta menyanyikan ayat-ayat kitab suci.
- Kasta Kesatria. Yang termasuk kasta ini ialah para prajurit dan penguasa India.
- Kasta Waisya. Yang termasuk kasta ini ialah petani, pebisnis dan para pembentuk pusat-pusat kehidupan ekonomi dan sosial negara lainnya.
- Kasta Sudra (kasta terendah). Yang termasuk kasta ini ialah para pekerja yang memberikan pelayanan di tingkat palung dasar kepada orang lain.[5]
Tiap-tiap kasta ini memiliki
hak dan kewajiban yang berbeda. Golongan satu dengan golongan yang lainnya
terdapat dinding pemisah, sehingga golongan atas tidak diperkenankan mengadakan
hubungan langsung dengan golongan yang lebih rendah, apalagi mengadakan
hubungan pernikahan.
Umat Hindhu percaya bahwa Yang
Mahakuasa, Brahman, menguasai dunia dengan sifat utamanya yang digambarkan
dalam trimurti, yakni Brahman, Visnhu dan Shiva, tiga serangkai yang berkembang
dalam Hinduisme sekitar 2000 tahun yang lalu.[6]bagi
kebanyakan umat Hindhu, kuil merupakan pusat kehidupan religius. Namun
demikian, bagi sebagian umat yang lain, ibadat bersama-sama tidaklah penting
dan karena itu mereka jarang pergi ke kuil.[7]
B.
Buddhisme
Budha Gautama (Siddharta
Gautama) dilahirkan sekitar akhir abad keenam sebelum Masehi, yaitu tahun 560
SM di India bagian timur laut. Beliau adalah keturunan raja Cakya dari kerajaan
Kosala. Bapaknya bernama Cuddodana, seorang raja yang sangat dipuja dan dipuji
rakyatnya. Ibunya bernama Maya. Sebuah legenda menceritakan kelahirannya yang
menyatakan bahwa Maya, ibunya, bermimpi seekor gaja putih masuk dalam rahimnya.
Sepuluh bulan kemudian ia melahirkan dan seketika itu bumi bergetar selama
bulan purnama pada bulan Mei.[8]
Maya meninggal tujuh hari setelah melahirkan. Sebelum lahir Siddharta
diramalkan akan menjadi utusan dewa yang kelak akan menjadi pemimpin dan
petunjuk bagi semua makhluk, menolong segenap rohani manusia dari samsara (sengsara)
oleh seorang pendeta yang bernama Asita.[9]Sejak
lahir Siddharta dipelihara baik-baik dengan segala kenikmatan, kebesaran serta
kemawahan. Beliau tidak dapat meninggalkan istana sekehendak hatinya. Jika
hendak pergi bertamasya, beliau harus diiringi oleh pegawai istana.[10]
Setelah dewasa, beliau menikah
dengan Gopa atau Yashodara. Anak pertamanya diberi nama Rahula yang berarti
belenggu. Beliau memberi nama putranya demikian karena beliau merasa
terbelenggu atau terpenjara dengan gaya hidup yang dialaminya. Ketika berhasil
keluar istana, beliau mendapatkanempat pengalaman yang memperkuat kehandaknya,
yakni:
- Beliau melihat seorang laki-laki tua yang lemah dan menyaksikan betapa usia tua itu menghancurkan ingatan, keindahan dan keperkasaan. Beliau tidak pernah melihat dengan orang tua sebelumnya.
- Beliau melihat orang cacat yang tersiksa kesakitan. Beliau merasa terkejut menyaksikan penderitaan itu sebab beliau tidak pernah mengalami penderitaan seperti itu.
- Beliau melihat orang yang sedang menangis dalam duka dalam prosesi pemakaman dan perasaannya terganngu oleh suasana penderitaan karena kematian. Beliau tidak pernah melihat peristiwa kematian sebelumnya.
- Beliau melihat seorang suci sedang mengembara dengan rasa puas dan gembira berjalan berkeliling dengan mangkok derma di tangannya. Beliau tiba-tiba mengerti bahwa semua kesenangan hidup tak berarti.[11]
Perjumpaan dengan orang tua,
orang cacat, orang berduka serta seorang pendeta menimbulkan rasa sedih dan
pilu dalam hati Siddharta. Beliau tidak tahan lagi hidup mewah di dalam istana.
oleh karena itu, beliaupun meninggalkan istana, anak dan istrinya. Sejak itulah
Siddharta menjadi seorang pertapa, mencari ilham dan pembebasan diri dari
penderitaan. Sejak itu pula Siddharta menjadiBudha yang artinya “yang
disinari”.[12]
Beliau pergi kemana-mana
mencari ilmu yang sempurna dan bertapa, tetapi semuanya sia-sia belaka. Karena tidak mendapatkan apa yang
ingin dicapainya, beliau mencari jalan sendiri hingga di bawah pohon Bodhi, beliau mendapat ilham, menerima
petunjuk bagaimana orang dapat melepaskan diri dari samsara (sengsara).
Peristiwa ini terjadi di Gaya dan tempat tersebut diberi nama Bodh-Gaya.
Sesudah itu Siddharta pergi ke Kaci, hendak menyebarkan ilmunya. Khutbah
pertama diadakan di Taman Rusa di Benares. Tahun 480 SM Siddharta menderita
sakit dan meninggal dunia di Kusinara. Jenazahnya dibakar dengan upacara
besar-besaran, abunya dibagi-bagi menjadi delapan bagian dan ditempatkan dalam
stupa istimewa yaitu kuburan dan rumah-rumah kultus berbentuk kubbah.[13]
Setelah berabad-abad Siddharta
atau Budha meninggal, Buddhisme Theravada dan Mahayana lahir sebagai dua
kelompok utama untuk pengajaran Budha.
· Buddhisme Theravada (kendaran kecil)
adalah jalan keselamatan yang biasanya diikuti oleh para rabib. Dalam komunitas
Theravada ada dua kelompok umat, yakni: para biarawan dan biarawati atau rahib
Budha yang disebut bhikku. Kelompok kedua, pemilik rumah tangga yang
menerima kemurahan kembali pada masa yang akan datang dengan cara memberikan
makanan, pakaian dan uang kepada para rahib.
· Buddhisme Mahayana (kendaraan besar).
Orang-orang Budhisme Mahayana memandang Siddharta Gautama sebagai manusia yang
memiliki kelebihan. Mereka menyatakan bahwa Buddhisme Mahayana memberikan lebih
banyak kesempatan untuk mendapatkan pencerahan daripada Buddhisme Theravada.[14]
Kitab suci Buddhisme Theravada
dikenal dengan Pali Cannon. Kitab suci ini kemudian dibagi menjadi tiga
bagian yang disebut Tipitaka (tiga bakul), yakni: Vinaya Pitaka,
Sutta Pitaka, Abhimdhamma Pitaka. Sedangkan kitab suci Buddhisme Mahayana awalnya
ditulis dalam bahasa Sansakerta, yaitu bahasa India pertama. Kebanyakan isinya
dapat dijumpai dalam Pali Campa, tetapi dengan penambahan kitab-kitab
lainnya. Dinyatakan bahwa kitab-kitab tambahan ini dipercayai sebagai sabda
Buddha. Salah satu di antaranya yang paling terkenal ialah Vimalakirti Sutra,
yang berisikan tentang seseorang yang berumah tangga tetapi hidupnya lebih suci
daripada semua Bodhisattva.[15]
Ajaran Buddhisme ialah “jiwa”
bukan lagi apa-apa kecuali hanya seberkas pengalaman yang lenyap pada saat
kematian. Adapun lima aturan atau pedoman moral yang harus selalu diikuti oleh
setiap umat Buddha ialah:
- Mereka tidak boleh membunuh atau merusak benda-benda hidup.
- Mereka tidak boleh mengambil barang yang tidak diberikan kepadanya.
- Mereka tidak boleh menyalahgunakan seks.
- Mereka tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak pantas, seperti berbohong, menyebar rumor dan gosib.
- Mereka tidak boleh mengunakan obat terlarang dan alkohol. Karena semua barang tersebut mengganggu pikiran dan penalaran.[16]
C.
Judhaisme
Sejarah Yahudi
dimulai sekitar 4000 tahun yang lalu, sehingga Judhaisme menjadi agama monoteis
tertua. Sejarah bangsa Yahudi dimulai dengan Abraham yang mendengarkan
panggilan Tuhan untuk menduduki tanah Kanaan.[17]Abraham
mempunyai dua orang putra yang bernama Ishak dan Ismail. Cucu Abraham dari
Ishak, Yakub, yang juga bernama Israel mempunyai 12 orang putra, di ataranya
ialah Yusuf. Karena Yusuf adalah putra yang paling disayang oleh orang tuanya,
maka saudara-saudaranya menjadi iri, sehingga mereka sampai hati mencelakahi
Yusuf dan sampailah ia pada Raja Fir’aun. Karena kecakapan-kecakapan yang
dimiliki Yusuf, Raja Fir’aun mengangkatnya menjadi gubenur mesir, dan pada saat
itulah Bani Israel pindah ke Mesir. Akan tetapi sepeninggal Yusuf, nasib mereka
semakin lama kian memburuk, terutama setelah jumlah mereka bertambah banyak.
Pada masa Ramses II, Bani Israel menderita sekali. Atas anjuran penasehatnya,
Ramses II hendak melenyapkan mereka secara sedikit demi sedikit. Mereka
diharuskan kerja paksa, sementara itu, setiap bayi yang lahir harus dibunuh,
wanita-wanita dipaksa kawin dengan orang Mesir. Dalam keadaan itulah Nabi Musa
dilahirkan. Nabi Musa adalah pembawa agama Yahudi atau Judaisme. Beliau lahir
sekitar tahun 1570 SM. Saat berusia 40 tahun beliau mendapat panggilan dari
Allah untuk menerima wahyu. Tugas utama bagi terutusnya Nabi Musa ialah
memerdekakan Bani Israel yang saat itu dijadikan budak oleh bangsa Mesir.
Setelah Bani Israel terbebas dari perbudakan tersebut, Bani Israel mendapat
bimbingan dari Allah dan diberi agama yang luhur yang dibawa oleh Nabi Musa.[18]
Bagi orang Yahudi yang saleh
kitab suci merupakan pusat kehidupannya. Kitab suci mereka ditulis dengan
bahasa Ibrani. Orang Yahudi menamakan kitab suci mereka Tenakh dan
terdiri dari tiga bagian, yakni:
v Hukum atau Taurat. Kitab ini menunjukkan
pada keseluruhan apa yang diketahui tentang Tuhan dan hubungan-Nya dengan
ciptaan-Nya.
v Nabi-nabi atau Nevi’im. Dalam
tradisi Yahudi ada delapan kitab yang diberi nama sesuai nama para nabi yang biasanya
mengacu pada nabi-nabi terdahulu dan kitab-kitab sejarah. Empat kitab yang
pertama: Yoshua, Hakim-hakim, Samuel I dan Samuel II. Keempat kitab yang lain
mengacu pada nabi-nabi terakhir: Yesaya, Yeremia, Yehezkiel dan 12 nabi-nabi
yang dianggap satu kitab. Sebagian besar isi kitab dari nabi-nabi terakhir
merupakan kumpulan khotbah yang
disampaikan oleh para nabi yang nama-namanya menjadi nama kitab-kitab ini.
Kumpulan khotbah tersebut dikumpulkan oleh para murid mereka.
v Sastra atau Ketuvim. Kitab ini
dianggap kurang bernilai dibandingkan dua kitab yang lain.[19]
Adapun mengenai ajaran tersimpul
dalam intisari kitab Taurat yang berupa sepuluh hukum yang terkenal.
Sepuluh hukum tersebut diterima oleh Nabi Musa as. di puncak gunung Thursina.
Yang dimaksud sepuluh hukum tersebut ialah:
I.
Mengakui
Keesaan Allah.
II.
Larangan
menyembah patung-patung dan berhala. Karena Allah tidak dapat diperserupakan
dengan segenap makhluk-Nya.
III.
Larangan
menyebut nama Tuhan Allah dengan sia-sia.
IV.
Memuliakan
hari sabtu.
V.
Menghormati
ayah dan ibu.
VI.
Larangan
membunuh sesama manusia.
VII.
Larangan
berbuat zina.
VIII.
Larangan
mencuri.
IX.
Larangan
menjadi saksi dusta.
X.
Larangan
keinginan mempunyai hak orang lain.[20]
Selain dari sepuluh hukum di
atas, agama Yahudi juga melarang manusia merusak apa yang telah diciptakan
Tuhan. Bahkan, menurut pendapat Gordis bahwa “Judhaisme menekankan bahwa
manusia mempunyai kewajiban bukan hanya menjaga dunia alam, tetapi meningkatkannya”.[21]
D.
Kekristenan
Umat Kristen percaya bahwa
Yesus Kristus adalah Putra Allah dan Putra manusia. Yesus lahir di Palestina
sekitar 2000 tahun yang lalu, Beliau berkeliling untuk mengajar dan
menyembuhkan, disalib atas perintah Gubernur Romawi, dan bangkit lagi tak lama
setelah kematiannya. Dengan kematian dan kebangkitannya kembali, dosa-dosa
manusia diampuni oleh Allah dan memungkinkan semua orang masuk ke kehidupan
abadi bersamanya.
Setelah Yesus naik ke surga,
para pengikutnya tidak lagi menyia-nyiakan waktunya untuk berkhotbah bahwa
beliaulah Mesias (yang akan membebaskan mereka). Hal inilah yang memisahkan
agama Judaisme dengan Kristianitas, karena umat Judaisme menolak pernyataan
itu, sedangkan umat Kristianitas pertama menempatkannya sebagai inti pertama
khotbahnya. Bahkan, mereka mengambil kata-kata Yunani utuk Mesias yakni Christus
yang artinya yang diurapi Allah. Kata Christus dijadikan nama keluarga
Yesus.
Umat Kristen pertama sering menyebut Yesus sebagai
“putra Allah”, meskipun kata-kata itu hanya kadang-kadang muncul dalam Injil
dan Yesus sendiripun lebih senang menyebut dirinya “anak manusia”.
Ajaran iman bagi Umat
Kristianitas atau Kristen, yakni:
Ø Trinitas adalah satu Allah tiga pribadi,
Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus.
Ø Penjelmaan menunjuk pada Allah yang lahir
menjadi daging dalam diri Yesus dan menekankan bahwa Yesus benar-benar Allah
dan juga benar-benar manusia.
Ø Penebusan dosa merupakan rekonsiliasi
antara Allah dengan manusia yang didapatkan melalui kematian dan kebangkitan
Yesus. Yesus adalah teladan paling agung bagi dunia tentang pengurbanan diri.
Ø Roh Kudus adalah salah satu pribadi dari
Trinitas dan kuasa Allah yang ada di dunia saat ini. Banyak umat Kristen
percaya bahwa Roh Kudus memberikan ilham dalam penulisan kitab suci.
Ø Banyak Umat Kristen yang memegang teguh
bahwa Alkitab adalah wahyu Allah tanpa cacat, yang mempunyai kewenangan dalam
segala hal tentang iman dan tingkah laku manusia.
Ø Bagi umat Katolik dan Ortodoks, perawan
Maria mendapatkan status yang jauh di atas sekedar sebagai ibu Yesus. Mereka
percaya bahwa ia mengandung Yesus secara adikodrati dengan perantaraan Roh
Kudus, dan yang tetap perawan sampai akhir hidupnya, yang diangkat ke syurga
dengan jiwa dan raganya tanpa mengalami kematian badan, dan yang sekarang
sangat dekat dengan Allah sehingga ia
mampu menyampaikan kebutuhan semua umat manusia yang masih hidup di dunia. Umat
Protestan percaya bahwa Maria adalah perantara Allah yang terpilih untuk
meelahirkan Yesus dan tidak lebih dari itu.[22]
Sedangkan kitab suci agama
Kristen ialah Injil yang diturunkan oleh Allah kepada Isa Al-Masih guna menjadi
tuntunan bagi umatnya. Injil yang diakui resmi oleh dunia Kristianitas yakni:
Injil Matius yang terdiri dari 20 surat, Injil Markus yang terdiri dari 16
surat, Injil Lukas yang terdiri dari 24 surat dan Injil Yahya yang terdiri dari
21 s urat.[23]
PENUTUP
Hinduisme merupakan agama yang
berkembang sejak ribuan tahun lalu dan merupakan agama tertua dari agama-agama
besar di dunia yang masih ada sampai sekarang. Agama Hinduisme berasal dari
India. Umat Hindhu percaya bahwa Yang Mahakuasa, Brahman, menguasai dunia
dengan sifat utamanya yang digambarkan dalam trimurti, yakni Brahman, Visnhu
dan Shiva.
Budha Gautama (Siddharta
Gautama) dilahirkan sekitar akhir abad keenam sebelum Masehi, yaitu tahun 560
SM di India bagian timur laut. Ajaran Buddhisme ialah “jiwa” bukan lagi apa-apa
kecuali hanya seberkas pengalaman yang lenyap pada saat kematian. Adapun lima
aturan atau pedoman moral yang harus selalu diikuti oleh setiap umat Buddha
ialah: tidak boleh membunuh atau merusak benda-benda hidup, tidak boleh
mengambil barang yang bukan miliknya, tidak boleh menyalahgunakan seks, tidak
boleh menggunakan kata-kata yang tidak pantas, seperti berbohong, serta tidak
boleh mengunakan obat terlarang dan alkohol.
Judhaisme merupakan agama
monoteis tertua. Sejarah bangsa Yahudi dimulai dengan Abraham yang mendengarkan
panggilan Tuhan untuk menduduki tanah Kanaan. Bagi orang Yahudi yang saleh
kitab suci merupakan pusat kehidupannya. Kitab suci mereka ditulis dengan
bahasa Ibrani. Orang Yahudi menamakan kitab suci mereka Tenakh dan
terdiri dari tiga bagian, yakni: Hukum atau Taurat, Nabi-nabi atau Nevi’im, dan
Sastra atau Ketuvi.
Umat Kristen percaya bahwa
Yesus Kristus adalah Putra Allah dan Putra manusia. Umat Kristen pertama sering
menyebut Yesus sebagai “putra Allah”, meskipun kata-kata itu hanya
kadang-kadang muncul dalam Injil dan Yesus sendiripun lebih senang menyebut
dirinya “anak manusia”. Kitab suci agama Kristen ialah Injil yang diturunkan
oleh Allah kepada Isa Al-Masih guna menjadi tuntunan bagi umatnya. Injil yang
diakui resmi oleh dunia Kristianitas yakni: Injil Matius yang terdiri dari 20
surat, Injil Markus yang terdiri dari 16 surat, Injil Lukas yang terdiri dari
24 surat dan Injil Yahya yang terdiri dari 21 s urat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1986. Sejarah Agama. Solo: CV. RAMADHANI.
Kheene, Michael. 2006. Agama-Agama Dunia.
Yogyakarta: KANISIUS.
Mary Evelyn & John A. Grim. 2003. Agam, Filsafat,
& Lingkungan Hidup. Yogyakarta: KANISIUS.
Koentjaraningrat:
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan
mempelajari aneka warna,
bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan
yang dihasilkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar